Survei lokasi CTB 2013
Tanggal 8 November lalu, tim kecil CTB pergi ke desa Citalahab Bedeng untuk survei lokasi kegiatan. Kami berempat janji bertemu pukul 7 di Situ Gintung, lalu bersama-sama kami (Ijul, teh Fifi, Ibnu dan Ondo) pergi menuju rumah mas Bondho, pegiat rumah baca di Citalahab Bedeng yang akan mengantar kami ke lokasi. Sesampai di rumahnya, kami mengobrol sambil menyeruput segelas kopi dan teh lalu pukul 8.30 kami pergi menuju Citalahab Bedeng.
Untuk gue, Ibnu dan teh Fifi, ini mungkin pertama kalinya kami naik Land Rover. Jadi harap dimaklumi jika kami berempat agak norak-norak gimanaaaa gitu. Perjalanan hanya memakan waktu 4 jam menuju lokasi. Tidak begitu jauh, tetapi struktur jalanan menuju lokasi (sekitar setengah perjalanan terakhir) benar-benar mengguncang seluruh tubuh. Kalau tidak pegangan dan kecanggihan mas Bondho mengendarai Landy-nya, mungkin pada mental keluar dan biru-biru badannya, hahahaaa… *maafkan kelebayan kami*
Sampai di lokasi, kami langsung disambut oleh anak-anak yang sudah bersiap untuk belajar di satu-satunya madrasah yang ada di desa. Jangan bayangkan madrasah mereka seperti madrasah yang ada di kota. Madrasah yang mereka miliki ini memang terdiri dari dua kelas, tapi sebenarnya, itu hanya satu ruangan tapi dipisahkan oleh satu sekat triplek yang juga digunakan sebagai papan tulis mereka.
Siap belajar siang hari di Madrasah |
Kelas di bagian kiri Madrasah |
Kelas di bagian kanan Madrasah |
Triplek yang berfungsi sebagai penyekat ruangan dan papan tulis |
Setelah merenggangkan badan sesaat dan menyapa anak-anak yang akan belajar di Madrasah, kami pun melihat ke daerah sekitar, seperti lapangan yang akan menjadi pusat kegiatan CTB, rumah baca juga MCK yang ada di sana.
MCK warga |
Lapangan sebagai pusat kegiatan CTB |
Lingkungan desa |
Kami pun juga bertandang ke rumah pak Ustadz sebagai pengelola rumah baca yang awal mulanya berfungsi sebagai tempat penitipan anak. Mengapa ada tempat penitipan anak? Karena mayoritas penduduk desa yang berjumlah total 80 KK ini adalah pemetik teh, baik ibu maupun bapak. Penghasilan yang mereka dapat dari memetik teh sebesar Rp 500/kg pucuk daun teh. Dengan kecilnya penghasilan, maka tidak mungkin mengandalkan pemasukan dari satu orang saja, sehingga mau tidak mau, kedua orangtua harus turun ke kebun untuk memetik teh agar penghasilan yang didapat bisa sedikit lebih banyak. Karena kedua orangtua harus bekerja di kebun teh, maka anak-anak pun tak ada yang mengasuh, sehingga dibuatlah tempat penitipan anak di desa tersebut. Seiring berjalannya waktu, tempat tersebut juga difungsikan menjadi rumah baca, agar anak-anak memiliki kegiatan setelah sekolah. Selain itu juga, dengan cukup banyaknya anak yang putus sekolah, mau tidak mau, rumah baca ini menjadi sumber ilmu pengetahuan mereka. Selama ini, buku-buku yang mereka dapat merupakan sumbangan dari teman-teman mas Bondho yang jika ditotal berjumlah kurang lebih 200 buku.
Gambaran penduduk desa Citalahab Bedeng |
Penitipan Anak |
Kami menyampaikan niat kami ke pak ustadz, bahwa kami ingin membantu desa Citalahab Bedeng di bidang pendidikan dengan memberikan buku-buku, beragam permainan edukatif juga berkegiatan dengan anak-anak dan warga di sana pada tanggal 5 Januari 2013 nanti. Kami senang bahwa pak ustadz menyambut niat kami dengan hangat dan terbuka. Setelah itu, kami pun kembali ke madrasah untuk melihat kegiatan belajar anak-anak. Ternyata sesampainya kami di sana, pelajaran sudah selesai, tetapi untungnya masih ada anak-anak yang berada di kelas.
Secara spontan, kami mengajak mereka untuk menunjukkan pada kami keterampilan mereka menggambar dan bernyanyi. Dalam perkenalan singkat itu, kami memberitahu mereka bahwa kami akan datang kembali tanggal 5 Januari dan kali ini dengan jumlah orang yang lebih banyak.
Para siswi Madrasah |
Denny lagi menggambar Gunung Merapi |
Para siswa Madrasah sedang bernyanyi |
Sekitar pukul 4 sore, kami berpamitan dan pulang menuju Jakarta dengan membawa semangat yang tinggi bahwa kami akan bertemu anak-anak desa Citalahab kembali kurang lebih 7 minggu dari sekarang. Kami akan membawa banyak buku, seragam, beragam permainan edukatif dan yang pasti, kami akan membawa pengetahuan yang kami ingin bagi dengan mereka.
Kami berharap agar keinginan dan rencana kami ini bisa terwujud. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami memohon para sahabat Lebah untuk membantu mendukung terlaksananya kegiatan ini. Kami sudah membuat satu Proposal (silakan klik tautannya) yang menjelaskan lebih detil rangkaian acara, anggaran yang diperlukan, klasifikasi buku serta susunan kepanitiaan untuk kegiatan ini.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, bisa langsung menghubungi kami di komunitaslebah1@gmail.com
Atas segala perhatian, dukungan dan kontribusi yang diberikan, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Salam Lebah…. Bersama Berbagi Peduli!
Bzzzzzz….
– ijul baso –